Thursday, 8 February 2018

MAKALAH BIOLOGI SEL NUKLEUS
MAKALAH BIOLOGI SEL NUKLEUS

KATA PENGANTAR

Segala puji syuku kehadirat Allah SWT tim penulis panjatkan atas segala rahmat, taufiq, hidayah serta inayahnya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Biologi Sel yang berjudul “ NUKLEUS” .

Dalam penyusunan makalah Biologi Sel yang berjudul “NUKLEUS” tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh sebab itu tim penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Dede Nuraida selaku dosen pembimbing.

2. Teman-teman serta sahabat-sahabat yang selalu membantu tim penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Tim penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisan. Namun demikian tim penulis berupaya dengan segala dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dan tepat dengan baik dan tepat waktu. Dengan kerendahan hati tim penulis menerima kritik dan saran guna penyempurnaan penyusunan makalah ini.

Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi seluruh pembacanya.

Tuban, juli 2012
penulis


DAFTAR ISI

Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
a) Latar Belakang Masalah
b) Rumusan Masalah
c) Tujuan
d) Manfaat
Bab II JUMLAH DAN MORFOLOGI NUKLEUS
a) Membran Nukleus
b) Nukleolus
c) Nukleoplasma
d) Kromatin
e) Siklus Sel
f) Pembelahan Ssel
g) Transkripsi RNA Protein
h) Fungsi Nukleus
Bab III PENUTUP DAN KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

Biologi sel merupakan salah satu cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang sel-sel makhluk hidup. Sel merupakan satuan struktural fungsional penyusun suatu makhluk hidup. Sel tersebut memiliki bagian-bagian seperti: membran sel, sitoplasma, inti sel, dinding sel, mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, lisosom, plastida, vakuola dan badan mikro, diantara bagian-bagian sel atau organel sel tersebut inti sel / nukleus merupakan organel yang sangat penting demi kelangsungan hidup sel tersebut. Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen.

Pada kesempatan ini kita akan mempelajari tentang inti sel atau nukleus dan deferensiasi sel. Pembahasan ini akan lebih ditekankan pada morfologi, struktur komponen-komponen, susunan kimia dan fungsi nukleus sel makhluk hidup, dan hubungan nukleus dengan sitoplasma pada deferensiasi sel.
Pengetahuan mengenai struktur dan fungsi nukleus berkambang pesat seiring dengan ditemukannya alat-alat modern terutama mikroskop elektron. Dengan mempekajari biologi sel khususnya nukleus dan deferensiasi sel diharapkan kita dapat memahami proses-proses yang terjadi di dalam sel.

Latar Belakang Masalah
1. Kurangnya pemahaman tentang morfologi nukleus.
2. Kurangnya pemahaman tentang struktur dan komponen-komponen nukleus.
3. Kurangnya pemahaman tentang susunan kimia nukleus.
4. Kurangnya pemahaman tentang fungsi nukleus.
5. Kurangnya pemahaman tentang hubungan nukleus dengan sitoplasma pada deferensiasi sel.

Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah morfologi nukleus?
2. Bagaimanakah struktur dan komponen-komponen nukleus?
3. Bagaimana susunan kimia nukleus?
4. Apakah fungsi nukleus?
5. Bagaimanakah hubungan nukeus dengan sitoplasma pada deferensiasi sel?

Tujuan
1. Agar memahami morfologi nukleus.
2. Agar memahami struktur dan komponen-komponen nukleus.
3. Agar memahami susunan kimia nukleus.
4. Agar memahami fungsi nukleus.
5. Agar memahami hubungan nukleus dengan sitiplasma pada deferensiasi sel.
Manfaat
1. Memehami morfologi nukleus.
2. Memahami struktur dan komponen-komponen nukleus.
3. Memahami susunan kimia nukleus.
4. Memahami fungsi nukleus.
5. Memahami hubungan nukleus dengan sitoplsma pada defernsiasi sel.

BAB II
PEMBAHASAN

A.Jumlah dan Morfologi Nukleus
Nukleus umumnya terdapat pada semua sel makhluk hidup yang eukariotik baik hewan maupun tumuhan.akan tetapi ada sel hean yang tidak mengandung nukleus sedangkan pada sel tumbuhan misalnya sel pembuluh tapis. Pada perkembangan embrio hewan ada sel pada jaringan mula-mula mengandung nukleus tetapi setelah mengalami proses deferensiasi nukleus menghilang. Misalnya stem cells sebagai bakal semua sel darah mula-mula mempunyai nukleus tetapi setelah berdeferensiasi menjadi sel darah merah nukleus menghilang.



Bila kita memperhatikan preparat sel tumbuhan atau hewan di bawah mikroskop letak nukleus umumnya di tengah sel. Akan tetapi pada beberapa sel nukleus ada yang terletak di pinggir.letak inti ternyata dapat berubah-ubah tergantung pada aktifitasyang terjadi di dalam sel.penelitian pada embrio ternyata terbukti bahwa tigkat perkembangan embrio menentukan letak nukleus. Misalnya pada embrio tingkat awal letak nukleus di tengah akan tetapi pada sel yang sudah berdeferensiasi letaknya di pinggir. Misalnya pada sel goblet atau sel kelenjar letak nukleus pada bagian basal sel.

Umumnya sel makhluk hidup yang eukariotik hanya memiliki satu nukleus saja, tetapi banyak sel hewan maupun tumbuhan yang memilik lebih dari satu nukleus. Berdasarkan jumlah nukleus di dalam sel makhluk hidup sel dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Sel yang mempunyai satu nukleus (mono nukleate cells) contohnya bannyak terdapat pada sel hewan maupun sel tumbuhan.

2. Sel yang mempunyai inti banyak (polynukleate cells) contohnya sel paramecium mengandung makronukleus dan mikronukleus.

3. Sel yang mempunyai inti banyak (polynukleate cells) contohnya sel otot lurik pada hewan dan sel ganggang hijau voucheria pada tumbuhan. Sel yang berinti banyak pada hewan disebut sinsitial sedangkan pada tumbuhan dissebut conocytes.

Umumnya bentuk nukleus sel makhluk hidup ada hubungannya dengan bentuk sel, akan tetapi bentuk nukleus tidak teratur. Sel yang bentuknya bulat, kubus dan isodiametrik bentuk nukleusnya bulat. Sedangkan sel yang berbentuk silinder prisma nukleusnya berbantuk lonjong. Sel yang berbentuk sisik (squamosus) nukleusnya berbantuk diskoidal. Ada juga sel yang bentuk nukleusyna tidak teratur misalnya sel-sel leukosit dan sel pada hewan infusoria.

Rumus hubungan antara volume nukleus sel menurut R.Hertwig:
NP=Vn
Vc-Vn
keterangan:
Np:indeks nukleuprotein
Vn:volume nukleus
Vc : volume sel

Ukuran volume nukleus pada sel makhluk hidup tergantung pada volume sel, jumlah ADN dan protein dan juga fase tingkat perkembangan metabolisme yang terjadi di dalam sel.

B. Struktur Nukleus

Bagian-bagian nukleus yang terpenting yaitu: membran nukleus atau karyotecha, nukleolus dan benng kromatin.

1.Membran Nukleus

Membran inti luar berhubungan dengan reticulum endoplasma, karena itu ruang antara membran inti dalam dan luar adalah langsung berhubungan



dengan lumen reticulum endoplasma. Fungsi yang penting dari membran inti adalah bekerja sebagai pembatas yang memisahkan kandungan inti sel dengan sitoplasma. Seperti membran sel yang lain, setiap membran inti tersusun dari dua lapis phospolipid (untuk selanjutnya digunakan istilah “phospolipid bilayer”) yang hanya permeable terhadap molekul kecil non polar. Membran nukleus ada dua unit membran yaitu membran luar dan dalam, yang masing-masing terbentuk dari bahan nucleoprotein, protein, dan fosfolipida. Ruang yang memisahkan antara membran luar dan dalam disebut cisterna / rongga perinuklear. Kedua membran bertemu di daerah pori. Pada membran luar nukleus juga menempel ribosom, sedangkan pada bagian dalam tidak menempel ribosom, pada membran dalam terdapat membran penyokong yang tebalnya tidak merata yaitu fibril lamina (fibrous lamina).
Jumlah pori dalam membran nukleus sel mamalia 10% dari jumlah luas seluruh permukaan nukleus. Struktur pori terdiri dari lubang pori yang terletak di tengah-tengah dan di kelilingi oleh Annulus yang letaknya miring menuju ke bagian pori Annulus bersama pori disebut kompleks pori atau pore kompleks. Bentuk pori oktagonal pada bagian atas Annulus terdapat butiran yang melingkar berjumlah 8 buah.
Membran nukleus berfungsi:
1.Untuk mengatur pertukaran molekul
2. Untuk mengatur pertukaran ion-ion antara sitoplasma dan nucleolus plasma
3. Pada beberapa sel berfungsi sebagai alat penghalang masuknya ion-ion tertentu.



Cara keluarnya ion-ion atau molekul melalui membran nukleus atau pori:
1. Transfor aktif atau pasif
2. Transfor dengan cara pembentukan gelembung
3. Transfor melalui membran dalam kemudian di ikuti evaginasi membran nukleus sebelah luar
4. Transfor melalui pori untuk mengeluarkan bahan yang molekulnya besar sekali
5. Transfor dengan cara pembentukan evaginasi pada penutup nukleus (envelope) di ikuti dengan penghancuran membran.

2.Nukleolus

Nucleolus merupakan bagian tengah dari nukleus yang berbentuk padat dan bulat yang bersifat asam, jumlahnya bisa 1,2, atau 3 tergantung spesiesnya, dan ukurannya sebanding dengan aktivitas sel. Sel yang aktif nukleolusnya besar sedangkan pada sel yang tidak aktif nukleolusnya kecil. Komposisi nukleus terdiri dari protein, terutama protein fosfat, tRNA, fosfotase, nukleotida fosfotilase, ADN, dan nukleotida.


Nukleolus
Struktur Nukleolus terdiri dari
a. Zona Granuler yang merupakan bagian pinggir nucleolus dibentuk dari butiran-butiran padat berukuran 150-200 A. bagian ini mengandung protein ribonukleat
b. Zona fibrilar / Nucleolonema yang berupa serat-serat yang berukuran 50-60 A. fibril terdiri dari protein ribonukleat.
c. Zona Amorfyang hanya terdapat pada nucleolus tertentu
d. Nukleolus Kromatin yang terdiri dari atas serat-serat tebalnya 100 A, mengandung AND pada bagian tertentu

3.Nukleoplasma

Nukleoplasma terdiri atas cairan inti yang tersusun dari zat protein inti yang disebut dengan nukleoprotein.Komponen-komponen seperti kromatin, butiran nukleoprotein nukleolus tersuspensi pada nukleoplasma. Komposisi nukleoplasma sangat komplek. Bahan-bahan yang terdapat di dalam nukleoplasma yaitu:

1. Asam Nukleat
Asam terdapat dalam dua bentuk, yaitu : asam dioksiribosa (DNA) dan ribosa (RNA). Biasanya dalam nukleus kedua asm nukleat ini bergabung dengan protein yang disebut nukleuprotein. Banyaknya DNA dalam nukleus bervariasi. Misalnya pada nukleus sel salamander (Amphibia) mengandung DNA lebih banyak dibandingkan dengan nukleus sel mamalia.

2. Protein Nukleus
Jenis protein yang terdapat pada nukleus (Nukleuprotein ) yaitu, protamin dan histon. Selain kedua jenis protein ini pada nukleus terdapat protein lain yang bersifat asam, yaitu: nonhiston protein dan enzim nukleus.

3. Garam-garam Mineral
Nukleus mengandung sejumlah kofaktor, prekursor dan mineral NAD, ATP, dan acetil CoA. Hasil analisis abu nukleus mengandung unsur fosfor kalium, natrium, kalsium dan magnesium. Fosfor banyak terdapat pada nucleolus.

4.Kromatin
kromatin terdapat di dalam sitoplasma dan terlihat jelas saat sel tidak membelah. Pada saat membelah butiran kromatin menebal menjadi struktur seperti benang yang disbut kromosom.kromosom mengandung DNA yang berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui sintesis protein. Kromatin saat interfase tampak sebagai butir-butir yann tersebar pada seluruh inti tanpa adanya benang-benang kromosom.Namun sebaliknya, jika inti sel sedang bermitosis buti-butir kromatin tidak terlihat dan akan tampak benang-benang kromosom. Istilah kromosom diperuntukan bagi kromatin yang membentuk gambaran sebagai batang-batang halus saat pembelahan sel. Kromosom tersusun atas molekul DNA (16%), RNA (12%) dan nucleoprotein (72%). Nukleoprotein sendiri tersusun atas berbagai jenis protein, yaitu protamin, histon, nonhiston dan berbagai enzim di antaranya polymerase DNA dan RNA.


B. Siklus Sel

Sel sebagai unit terkecil kehidupan tentunya mengalami pertumbuhan sel. Pada sel yang sedang tumbuh selalu mengalami siklus sel, yang merupakan serangkaian proses yang berlangsung sejak sel itu terbentuk hingga siap mulai membelah. Siklus sel sendiri meliputi pertambahan massa dan duplikasi bahan genetic yang dikenal sebagai interfase dan pembelahan sel. Pada sel eukariotik pembelahan sel ada dua macam, yaitu mitosis dan meiosis.

Pembelahan Sel

1. Mitosis.

Merupakan proses pembelahan yang menghasilkan dua sel anak yang masing-masing memiliki sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya. Mitosis terjadi pada perbanyakan sel somatis. Kromosomya berpasangan sehingga disebut diploid (2n). Tahap-tahap pembelahan mitosis adalah sebagai berikut :

a. Profase

Pada fase ini, sel induk yang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya 2 sentriol dari sentrosom. Yang satu tetap di tempat dan yang satu bergerak ke kutub yang berlawanan. Tiap sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang disebut benang spindel. Membran inti yang masih tampak pada profase awal kemudian segera terpecah-pecah. Lalu, butiran kromatin memanajang menjadi benang kromatin yang kemudian memendek dan menebal menjadi kromosom dengan bagian yang menggenting disebut sentromer. Tiap sentromer mengandung kinetokor. Kemudian, kromosom berduplikasi menjadi dua bagian yang disebut kromatid. Bersamaan dengan itu, anak inti mengecil dan tidak nampak.

Dengan demikian, kromatid terjerat pada benang spindel. Sementara itu, benang spindel meluas ke segala arah disebut aster. Di akhir profase, selubung benang inti sel pecah dan setiap kromatid melekat di beberapa benang spindel di kinetokor. Kromosom duplikat lalu meninggalkan daerah kutub dan berjajar di ekuator.

b. Metafase

Periode selama kromosom berada di ekuator disebut metafase. Membran inti sudah menghilang. Kromosom berada di bidang ekuator.pada fase ini kromosom tampak paling jelas.

c. Anafase

Kromatid bergerak menuju arah kutub-kutub yang berlawanan, kinetokor yang masih melekat pada benang spindel berfungsi menunjukkan jalan, sedangkan lengan kromosom mengikuti di belakang.

d. Telofase

Kromatid-kromatid mengumpul pada kutub. Benang spindel menghilang, kromatid menjadi kusut dan terdapat butiran kromatid. Selaput inti terbentuk kembali dan nukleolus terlihat kembali. Pada bagian ekuator terjadi lekukan yang makin lama makin ke dalam sehingga membagi sel induk menjadi dua bagian yang merupakan sel anak yang memiliki sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan sel induk.

e. Interfase

Fase ini merupakan fase persiapan sel untuk melakukan pembelahan lagi dengan mengumpulkan materi dan energi.

2. Meiosis

Merupakan proses pembelahan sel menghasilkan empat sel anak yang masing-masing memiliki setengah dari kromosom sel induk dengan melalui dua kali pembelahan.

a. Meiosis I

i. Profase I

Terbagi menjadi fase-fase berikut :

a) Leptonema

Benang-benang kromatin menjadi kromosom.

b) Zigonema

Kromosom homolog berdekatan dan bergandengan, yang mana tiap pasang kromosom homolog disebut bivalen.

c) Pakinema

Tiap bagian kromosom homolog mengganda, teteapi masih dalam ikatan sentromer yang sama sehingga terbentuk tetrad

d) Diplonema

Kromatid dari tiap belahan kromosom memendek dan membesar.

e) Diakinesis

Sentromer membentuk 2 sentriol yang masing-masing membentuk benag spindel. Satu sentriol tetap, sedangkan sentriol lain bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Membran inti dan nukleolus menghilang. 4 kromatid bivalen tersebut disebut tetrad yang terjeratbenang spindel yang dibentuk sentriol.

ii. Metafase I

Tetrad berkumpul di bidang ekuator.

iii. Anafase I

Benang spindel pembelahan dari tiap kutub menarik kromosom homolog hingga tiap kromosom homolog terpisah ke arah kutub yang berlawanan.

iv. Telofase I

Kromatid memadat, selubung inti terbentuk dan nukleolus muncul lagi kemudian sitokinesis berlangsung.

b. Meiosis II

i. Profase I

Sentrosom membentuk 2 sentriol yang terletak pada kutub yang berlawanan dan dihubungkan dengan benang spindel. Membran inti dan nukleolus lenyap, kromatin berubah menjadi kromosom yang terjerat benang spindel.

ii.Metafase II

Kromosom berada di bidang ekuator, kromatid berkelompok dua-dua.
iii. Anafase II

Kromosom melekat pad kinetokor benang spindel, lalu ditarik ke arah kutub yang berlawanan yang menyebabkan sentromer terbelah. Akibatnya kromatid bergerak ke arah yang berlawanan pula.

iv. Telofase II

Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan lalu menjadi kromatin lagi. Membarn inti dan nukleolus terbentuk lagi dan sekat pemisah semakin jelas. Maka tiap sel hasil pembelahan meiosis I akan menghasilkan 1 sel anak. Jadi, jumlah keseluruhan sel anak yaitu 4.

G . Transkripsi RNA Protein

Transkripsi mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan sintesis/replikasi DNA, yaitu :

1. Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat. Bedanya dengan sumber basa untuk sintesis DNA hanyalah pada molekul gula pentosanya yang tidak berupa deoksiribosa tetapi ribosa dan tidak adanya basa timin tetapi digantikan oleh urasil. Jadi, keempat nukleosida trifosfat yang diperlukan adalah adenosin trifosfat (ATP), guanosin trifosfat (GTP), sitidin trifosfat (CTP), dan uridin trifosfat (UTP).

2. Adanya untai molekul DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah satu di antara kedua untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis molekul RNA. Untai DNA ini mempunyai urutan basa yang komplementer dengan urutan basa RNA. hasil transkripsinya, dan disebut sebagai pita antisens. Sementara itu, untai DNA pasangannya, yang mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa RNA, disebut sebagai pita sens.

3. Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya arah sintesis DNA. Gugus 3’- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5’- trifosfat pada nukleotida berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua atom pirofosfat anorganik (PPi). Reaksi ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi DNA. Hanya saja enzim yang bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA polimerase. Perbedaan yang sangat nyata di antara kedua enzim ini terletak pada kemampuan enzim RNA polimerase untuk melakukan inisiasi sintesis RNA tanpa adanya molekul primer.

Tahap-tahap transkripsi adalah sebagai berikut :

a. Pengenalan promoter

Agar molekul DNA dapat digunakan sebagai cetakan dalam sintesis RNA, kedua untainya harus dipisahkan satu sama lain di tempat-tempat terjadinya penambahan basa pada RNA. Selanjutnya, begitu penambahan basa selesai dilakukan, kedua untai DNA segera menyatu kembali. Pemisahan kedua untai DNA pertama kali terjadi di suatu tempat tertentu, yang merupakan tempat pengikatan enzim RNA polimerase di sisi 5’ (upstream) dari urutan basa penyandi (gen) yang akan ditranskripsi. Tempat ini dinamakan promoter.

b. Inisiasi

Setelah mengalami pengikatan oleh promoter, RNA polimerase akan terikat pada suatu tempat di dekat promoter, yang dinamakan tempat awal polimerisasi atau tapak inisiasi (initiation site). Tempat ini sering dinyatakan sebagai posisi +1 untuk gen yang akan ditranskripsi.

c. Elongasi

Tahap elongasi RNA dimulai setekah pembentukan ikatan fosfodiester yang pertama. Suatu perubahan yang penting adalah hilangnya subunit σ, enzim inti tanpa σ berikatan kuat dengan DNA cetakan. RNA poliomerase tetap terikat pada cetakannya hingga mencapai suatu sinyal terminasi. Daerah yang mengandung RNA polimerase, DNA, dan RNA nasens disebut gelembung transkripsi karena daerah ini mengandung gelembung DNA yang terbuka pada tempat itu. RNA yang baru disintesisi membentuk heliks hibrida dengan untai DNA cetakan. Panjang hibrida RNA-DNA dan daerah DNA yang mengendur kurang lebih konstan selama RNA polimerase bergerak sepanjang DNA cetakan. Untai RNA menekuk tajam menjauhi untai DNA cetakan sebelum satu putaran heliks lengkap terbentuk agar ujung 5’ RNA berpilin dengan DNA.

d. Tahap Terminasi

Berakhirnya polimerisasi RNA ditandai oleh disosiasi kompleks transkripsi atau terlepasnya enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya dari untai DNA cetakan. Begitu pula halnya dengan molekul RNA hasil sintesis. Hal ini terjadi ketika RNA polimerase mencapai urutan basa tertentu yang disebut dengan terminator. Pada tahap ini pembentukan ikatan fosfodiester terhenti, hibrida RNA dan DNA terdisosiasi, daerah yang mengendur kembali berpilin dan RNA polimerase melepaskan DNA. Daerah yang ditranskripsi pada DNA mengandung sinyal berhenti. Sinyal tang paling sederhana adalah suatu daerah palindrom yang kaya akan GC diikuti oleh suatu daerah yang kaya kan AT.

Bagian transkrip RNA yang sesuai dengan palindrom pada DNA dapat berkomplemen dengan dirinya sendiri. Jadi, basa-basanya dapat berpasangan membentukbatang dan lengkungan, suatu daerah yang cenderung terbentuk di daerah yang banyak mengandung banyak residu GC. Bentuk tusuk konde ini dapat mengakhiri transkripsi. Tampaknya, RNA polimerase beristirahat segera setelah mensintesis fragmen RNA yang membentuk tusuk konde. Lalu, RNA nasens berdisosiasi dari DNA cetakan dan kemudian dari enzim. Untai DNA yang ditinggalkan lalu bergabung dengan untai pasangannya untuk membentuk ulang dupleks DNA dalam daerah gelembung. Berikut gambaran singkat tahapan transkripsi.

Fungsi Nukleus

Berbicara tentang fungsi inti sel, yang terutama adalah mengendalikan sifat-sifat suatu organisme dan bertanggung jawab untuk sintesis protein, pembelahan sel, pertumbuhan dan diferensiasi. Berikut adalah daftar fungsi yang dilakukan oleh sebuah inti sel :

1. Penyimpanan materi herediter, yaitu gen dalam bentuk panjang dan tipis DNA (asam deoksiribonukleat) helai, disebut sebagai chromatins.

2. Penyimpanan protein dan RNA (asam ribonukleat) dalam Nukleolus.

3. Inti adalah sebuah situs untuk transkripsi di mana messenger RNA (mRNA) yang diproduksi untuk sintesis protein.

4. Pertukaran keturunan molekul (DNA dan RNA) antara inti dan sitoplasma sel.

5. Selama pembelahan sel, chromatins diatur ke dalam kromosom

6. Produksi ribosom (pabrik protein) di Nukleolus.

BAB III
KESIMPULAN

1. Struktur nukleus terdiri atas membran inti (nuclear envelope), nukleoplasma (cairan inti sel), kromatin, dan nukleolus (anak inti)
2. Transpor molekul antara nukleus dengan sitoplasma dilakukan melalui pori membran inti
3. Kromatin tersebar hampir di seluruh bagian nukleus dalam bentuk fiber (serabut) atau pun berupa padatan di beberapa bagian. Serabut kromatin dari eukariotik tersusun atas DNA yang bersatu dengan dua jenis protein nuklear yang utama yaitu protein histon dan nonhiston, tetapi yang utama adalah protein histon
4. Siklus sel sendiri meliputi pertambahan massa dan duplikasi bahan genetic yang dikenal sebagai interfase dan pembelahan sel. Pada sel eukariotik pembelahan sel ada dua macam, yaitu mitosis dan meiosis.
5. Nukleus memiliki banyak fungsi, salah satunya didukung adanya materi genetik pada nukleus. Diantaranya nukleus berfungsi untuk sintesis protein, pembelahan sel, pertumbuhan dan diferensiasi.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 1996. BIOLOGI jilid 1. Jakarta: Erlangga
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Biological_cell.svg tanggal 17 April 2008 jam 20.00
http://mustamiranwar86.wordpress.com/2010/04/23/nukleus-dan-deferensiasi-sel
http://mustamiranwar86.wordpress.com/2010/04/23/nukleus-dan-deferensiasi-sel/
Marianti, Samadi dan Aditiya, Biologi Sel, Semarang :Unnes, 2006
Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Baca Juga

Artikel Terkait

0 Response to "MAKALAH BIOLOGI SEL NUKLEUS"

Post a Comment