Thursday, 8 February 2018

MAKALAH BOTANI TUMBUHAN TINGGI Kelas Dicotyledoneae Anak Kelas Dialypetalae
MAKALAH BOTANI TUMBUHAN TINGGI Kelas Dicotyledoneae Anak Kelas Dialypetalae

MAKALAH BOTANI TUMBUHAN TINGGI
Kelas Dicotyledoneae
Anak Kelas Dialypetalae

Bangsa Rhoeadales (Brassicales), Sarraceniales, Parietales (Cistales), dan Guttiferales (Clusiales)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kelas Tumbuhan Dikotil atau Tumbuhan Biji Belah (Dicotyledoneae) meliputi terna, semak-semak, perdu maupun pohon-pohon seperti yang telah disebutkan terdahulu dapat dikenal karena mempunyai ciri-ciri berikut:
Ciri-ciri morfologi: seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-tumbuhan ini mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah) dan akar serta pucuk lembaga yang tidak mempunyai pelindung yang khusus. Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang)yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang. Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-cabang dengan ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas. Duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang berseling. Daun tunggal atau majemuk, seringkali disertai daun-daun penumpu, jarang memliki pelepah, helaian dan bertulang menyirip atau menjari. Pada cabang-cabang ke samping seringkali terdapat 2 daun pertama yang letaknya tegak lurus pada bidang median di kanan kiri cabang tersebut. Bunga bersifat di-, tetra, atau pentamer.
Ciri-ciri anatomi: Baik akar maupun batang memiliki kambium, hingga akar maupun batangnya memperlihatkan pertumbuhan menebal skunder. Pada akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan menebal. Pada batang berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar, di antaranya terdapat kambium. Jadi berkas pengangkutnya bersifat kolateral terbuka, kadang-kadang bikolateral. Pengecualian atau penyimpangan dari sifat-sifat tersenut di atas dapat kita jumpai di antar tumbuh-tumbuhan yang termasuk Dicotyledoneae, misalnya: tidak memiliki sistem akar tunggang. Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam suku Nymphaeaceae, Piperaceae, Daun duduknya berseling, misalnya beberapa marga yang tergolong dalam suku Annonaceae, tulang daun melengkung, suku Melastomataceae, Piperaceae, Bunga trimer, suku Annonaceae.
Penyimpangan dari sifat-sifat anatomi pun terdapat misalnya: berkas pengangkut dalam batang tersebar, terdapat pada anggota-anggota suku Nymphaeaceae.
Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam 3 ank kelas: Monoclamyceae (Apetalae), Dialypetalae, dan  Sympetalae.
Perbedaannya terletak pada ada atau tidaknya daun-daun mahkota (petalae)dan bagaimana susunan daun-daun mahkota tersebut.
Sementaraahli hanya membedakan 2 anak kelas saja yaitu:Choripetalae yang meliputi Apetalae dan Dialypetalae, Sympetalae.
Dari ke-3 anak kelas tersebut yang mana yang paling primitif tidak terdapat perselisihan pendapat. Ada yang menganggap Monochamydeaeyang paling primitif dengan alasan: belum terdapatnya hiasan bunga dan cara penyerbukan yang anemogami, jadi mempunyai sifat-sifat yang mendekati sifat-sifat Gymnospermae. Sebaliknya ada yang menganggap Dialypetalae yang paling primitif melihat jumlah daun-daun hiasan bunga yang besar dan susunannya menurut spiral seperti daun-daun pada cabang biasa, juga masih banyak terdapat apokarpi pada bunganya.
Kelas tumbuhan dikotil atau tumbuhan biji belah, anak kelas Dialypetalae ini memiliki banyak ordo, tapi dalam makalah ini akan dibicarakan tentang anak kelas Dialypetalae khususnya bangsa Rhoeadales (Brassicales), Sarraceniales, Parietales (Cistales), danGuttiferales (Clusiales).


1.2.Rumusan Masalah
1.      Bagaimana ciri-ciri daripada Kelas Dicotyledoneae?
2.      Apa pengertian daripada Anak Kelas Dialypetalae?
3.      Bagaimanakah deskripsi daripada Ordo Rhoeadales (Brassicales)?
4.      Bagaimanakah deskripsi daripada Ordo Sarraceniales?
5.      Bagaimanakah deskripsi daripada Ordo Parietales (Cistales)?
6.      Bagaimanakah deskripsi daripada Ordo Guttiferales (Clusiales)?

1.3.Tujuan
1.      Mendeskripsikan bagaimana ciri-ciri kelas Dicotyledoneae.
2.      Mendeskripsikan Anak Kelas Dialypetalae.
3.      Mendeskripsikan Ordo Rhoeandales (Brassicales).
4.      Mendeskripsikan Ordo Sarraceniales.
5.      Mendeskripsikan Ordo Parietales (Cistales).
6.      Mendeskripsikan Ordo Guttiferales (Clusiales).



BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kelas Tumbuhan Dikotil atau Tumbuhan Biji Belah (Dicotyledoneae)
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini meliputi terna, semak-semak, perdu maupun pohon-pohonyang seperti telah disebutkan terdahulu dapat dikenal karena mempunyai ciri-ciri berikut:
Ciri-ciri morfologi:
1. Seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-tumbuhan ini mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah) dan akar serta pucuk lembaga yang tidak memiliki pelindung yang khusus.
2. Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang) yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang.
3. Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-cabang dengan ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas.
4. Duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja berseling.
5.      Daun tunggal atau majemuk, seringkali disertai oleh daun-daun penumpu, jarang memiliki pelepah, helaian, daun bertulang menyirip atau menjari.
     5. Pada cabang-cabang ke samping seringkali terdapat 2 daun pertama yang letaknya tegak lurus pada bidang median di kanan kiri cabang tersebut
      6.  Bunga bersifat di-, tetra, atau penamer.
Ciri-ciri anatomi:
1.      Baik akar maupun batang memiliki kambium, hingga akar maupun batangnya memperlihatkan pertumbuhan menebal skunder.
2.      Pada akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan menebal.
3.      Pada batang berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar, di antaranya terdapat kambium, jadi berkas pengangkutannya bersifat kolateral terbuka, kadang-kadang bikolateral.
Perkecualian atau penyimpangan dari sifat-sifat tersebut di atas dapat kita jumpai di antara tumbuh-tumbuhan yang termasuk Dicotyledoneae, misalnya:
·         Tidak memiliki sistemakar tunggang. Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam suku Nymphaeaceae, Piperaceae,
·         Daun duduknya berseling, misalnya beberapa marga yang tergolong dalam sukuAnnonaceae
·         Tulang daun melengkung, suku Melastomataceae, Piperaceae,
·         Bunga trimer, suku Annonaceae.
Penyimpangan dari sifat-sifat anatomi pun terdapat misalnya:
·         Berkas pengangkutan dalam batang tersebar, terdapat pada anggota-anggota suku Nymphaeaceae.
Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam 3 anak kelas:
1.      Monochlamyceae (Apetalae)
2.      Dialypetalae, dan
3.      Sympetalae.
Perbedaannya terletak pada ada atau tidaknya daun-daun mahkota (petala) dan bagaimana susunan daun-daun mahkota tersebut.
Sementara ahli hanya membedakan 2 anak kelas saja yaitu:
1.      Choripetalae yang meliputi Apetalae dan Dialypetalae.
2.      Sympetalae.
Dari ke-3anak kelas tersebut yang mana yang paling primitif tidak terdapat perselisihan pendapat. Ada yang menganggap Monochlamydeaeiyang paling orimitif dengan alasan: belum terdapatnya hiasan bunga dan cara penyerbukan yang anemogami, jadi memiliki sifat-sifat yang mendekati sifat-sifat Gymnospermae. Sebaliknya ada yang menganggap Dialypetalae yang paling primitif melihat jumlah daun-daun hiasan bunga yang besar dan susunannya menurut spiral seperti daun-daun pada cabang biasa, juga masih banyak terdapat apokarpi pada bunganya.
Dalam uraian berikut akan dibicarakan tentang anak kelas Dialypetalae khususnya bangsa Rhoeadales (Brassicales), Sarraceniales, Parietales (Cistales),dan  Guttiferales (Clusiales).
2.2. Anak Kelas Dialypetalae
Warga anak kelas ini meliputi terna, semak, perdu, dan pohon-pohon yang sesuai dengan namanya sebagai ciri utamanya mempunyai bunga yang segera dapat menarik perhatian dan pada umumnya menunjukkan adanya hiasan bunga ganda, jadi jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota, sedang daun-daun mahkotanya bebas satu dari yang lain. Pandangan sementara ahli, bahwa kelompok tumbuhan ini harus dipandang sebagai kelompok tumbuhan dikotil yang paling primitif didasarkan atas kenyataan, bahwa di antara Dialypetalaeditemukan anggota-anggota yang bagian-bagian bunganya tersusun dalam spiral pada sumbu bunganya dan kadang-kadang tidak jelas batas-batas antara kelopak, mahkota, benangsari, dan daun-daun buah karena adanya bentuk-bentuk peralihan di antara bagian-bagian tersebut, ditambah dengan adanya daun-daun buah yang masih bebas satu sama lain (apokarp).
Anak kelas ini meliputi berbagai bangsa, tapi di sini yang akan dibahas meliputi bangsa Rhoeadales (Brassicales), Sarraceniales, Parietales (Cistales), dan Guttiferales.
2.2.1.      Bangsa Rhoeadales (Brassicales)
Bangsa ini meliputi tumbuh-tumbuhan yang untuk sebagian besar berupa terna dengan daun-daun yang duduknya tersebar, tanpa daun penumpu. Bunga umumnya banci, aktinomorf, hiasan bunga berupa kelopak dan mahkota yang berdaun lepas, berbilangan 2-4, kadang-kadang 3-5. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota atau lebih banyak. Bakal buah biasanya menumpang dengan 2 tembuni atau lebih yang terdapat pada dinding buah, kadang-kadang menjadi beruang banyak karena adanya pembentukan sekat-sekat.
Dari segi anatomi ada sifat-sifat yang karakteristikyaitu adanya buluh-buluh getah dan sel-sel yang mengandung mirosin.
Dalam bangsa ini tercakup sejumlah suku, antara lain:
a.       Suku Papaveraceae. Kebanyakan anggotanya berupa terna anual atau perenial, jarang sekali berupa semak atau pohon, menghasilkan getah seperti susu atau yang berwarna. Daun tersebar, di bagian ujung batang dekat bunga berhadapan atau berkarang, helaian daun sering berbagai. Daun penumpu tidak terdapat. Bunga terpisah-pisah, banci, aktinomorf. Daun kelopak 2, bebas, daun mahkota 4, jarang lebih atau tidak ada, biasa mendapat kunjungan serangga yang mengumpulkan serbuk sari. Benang sari banyak, bebas, kepala sari beruang 2, membuka dengan retak membujur. Bakal buah menumpang, terbentuk dari 2 daun buah atau lebih yang berlekatan, beruang 1 dengan banyak bakal biji pada 2-16 tembuni yang terdapat pada dinding bakal buah, dapat pula hanya 1 bakal biji pada dasarnya. Buah kebanyakan berupa buah kendaga, jarang berupa buah keras, bila masak membuka dengan katup-katup atau liang. Biji kecil, kampuh licin atau berigi, kadang-kadang bersalut, lembaga kecil dalam endosperm yang mengandung minyak atau berdaging.
Suku ini mencakup lebih dari 600 jenis tumbuhan, terbagi dalam sekitar 42 marga, kebanyakan terdapat di iklim sedang dan daerah-daerah yang lebih panas di belahan bumi utara.
Contoh-contoh:
Papaver: p.somniferum(apyun), penghasil candu, terutama di asia kecil (turki) dan asia tenggara (‘’golden triangle, birma, thailand, laos).
P.rhoeas, daun-daun mahkota bunganya (‘’petala rhoeados’’) berguna dalam obat-obatan, p.orientale.
fumaria: F. Officinalis, F. Capreolata
dicentra: D. Spectabilis, D. Formosa.
Corydalis: C.cova, C. Solida, C.lutea.
Sunguinaria: S. Canadensis
Chelidonium: Ch. Majus.
Gambar  Papaver rhoeas (Papaverraceae)

b.      Suku : Capparidaceae. Terna , semak atau pohon, kadang-kadang mempunyai daun penumpu, duduknya tersebar, kadang-kadang berhadapan. Bunga umumnya banci, aktinomorf atau zigomorf, biasanya tersusun dalam tandan. Sumbu bunga sering membesar terbentuk cincin, kadang-kadang memanjang menjadi androginofor (pendukung benang sari dan putik) atau menjadi ginofor (pendukung putik) saja.  Daun kelopak 4, daun mahkota kebanyakan juga 4, dapat banyak atau malahan tidak ada. Benang sari banyak atau hanya beberapa saja (4-6), seringkali ada di antaranya yang tidak mempunyai kepala sari. Bakal buah menumpang diatas ginofor, beruang 1 dengan tembuni pada dinding atau terbagi dalam beberapa ruang oleh sekat-sekat semu. Bakal biji sedikit sampai banyak. Buahnya buah kendaga atau buah buni, kadang-kadang buah batu. Biji bangun ginjal atau berigi dengan sedikit atau tanpa endosperm, lembaga bengkok dengan daun lembaga yang besar.
Suku ini mencakup lebih dari 600 jenis tumbuhan, terbagi dalam 45 marga, terutama terdapat di daerah-daerah iklim panas
Contoh-contoh :
Caparis : C Spinosa. C. Rupesteris
Cleome : Cl Spinosa, Cl. Terandra, Cl. Violacea, Cl. Aspera
Gynandropis : G. Gyandra (G. Penthaphyylia), G. Speciosa
Polanisia : P. Viscoa, P. Chelidonia
Cadaba  : C. Capparaois
Diantara warga Capparaois ada beberapa yang dipelaihara sebagai yang dipelihara sebagai tanaman hias, antara lain: G. Speciosa, C Spinosa
Gambar Dicentra spectabilis (Papaveraceae)
          
Gambar Capparis spinosa (Capparidaceae)
c.       Suku Cruciferae (Brassicaciae). Kebanyakan berupa terna anual atau paremial, jarang sekali berupa tumbuhan berkayu. Daun tunggal atau majemuk duduknya tersebar, tidak memiliki daun penumpu. Bunga banci, bilateral simetria atau aktinomorf, biasanya tersusun dalam tandan pada ujung-ujung batang, jarang mempunyai daun-daun pelindung. Kelopak terdiri dari empat daun kelopak yang tersusun dari 2 lingkaran daun mahkota 4, berseling dengan daun-daun mahkota. Benang sari 6 dalam 2 lingkaran, pada lingkaran lluar terdapat 2 dan pada lingkaran dalam 4 benang sari yang berhadapan dengan daun-daun mahkota dan lebih panjang dari pada benang sari dilingkaran luar. Bakal buah menumpang terdiri dari 2 daun buah yang berlekatan , beruang1, bakal biji banyak, pada tepi sekat semu, anatrop atau kamitrop sering beruang dua karena adanya sekat semu yang tipis seperti membran, atau sekat-sekat melintang terbagi dalam beberapa ruang. Buahnya berupa buah lobak (siliqua) bila masak membuka dengan dua katub atau terputus menjadi beberapa bagian, jarang berupa buah yang tertutup biji umumnya tanpa endosperm.
Suku ini termasuk suku yang besar, meliputi sekitar 3000 jenis yang terbagi dalam ±350 marga, kosmopolitan tetapi paling banyak terdapat dalam daerah-daerah yang lebih dingin di belahan bumi utara. Banyak sekali yang bermanfaat, merupakan penghasil bahan pangan, terutama sayuran, tetapi juga ada yang menghasilkan bumbu masak.
Contoh-contoh:
Brassica: B. Nigra (mosterd “hitam”).
B. oleracea (kubis), B. chinensis (sawi putih), B. juncea (sawi hijau), dan B. rapa (umbinya sebagai sayuran).
Nosturtitum: N. officinale (jembak, cenil), N. heterophyllum.
Raphanus: R. sativus (lobak, radys)
Lepidium: L. sativum, L. ruderale.
Cheiranthus: Ch. Cheiri.
Sinapis: S. alba (mosterd putih),  E. Arvensis.
Cochlearia: C. officinalis, dan C. armoracia, berkhasiat obat.
Lunaria: L. annuna, L. rediviva.
Camelina: C. sativa, C. microcarpa.
 
Gambar Cherianthus cheiri (Cruciferae)
Brassica rapa 9Cruciferae, Brassicaceae)
d.      Suku: Reseraceae. Terna anual atau parrnial, daun tunggal atau majemuk menyirip, duduk tersebar, mempunyai daun panumpu yang kecil, kadang-kadang seperti kelenjar. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, biasanya zigomorf, tersusun dalam rangkaian berupa tandan atau bulir, kelopak tidak gugur, terdiri atas 4-8 daun kelopak, daun mahkota kecil, tidak lekas menarik perhatian, jumlahnya 8 atau tidak ada. Sumbu bunga memanjang membentuk ginofor, pada tempat tertanamnya benang sari melebar membentuk cakram. Benang sari 3-40, tangkai sari bebas atau berlekatan pada pangkalnya, kepala sari beruang dua, menghadap ke dalam. Bakal buah kebanyakan 1 (kadang-kadang terdapat beberapa bakal buah yang bebas), dari atas sering terbuka, beruang 1 dengan 1 sampai banyak bakal biji yang terdapat pada tembuni pada dinding buah. Buahnya buah kendaga atau buah buni, biji banyak, bangun ginjal atau tapal kuda, tanpa endosperm, lembaga bengkok atau tergulung, daun lembaga terlipat ke bawahdi samping ekornya.
Resedaceae mencakup sekitar 60 jenis yang terbagi dalam 6 marga, terutama di Kalifornia dan daerah sekitar Laut Tengah.
Contoh-contoh:
Reseda: R. odorata (tanaman hias), R. arabica, R. luteola (penghasil luteolin).
Oligemeris: O. linifolia.
e.       Suku: Moringaceae. Pohon dengan daun majemuk menyirip ganda 2 sampai 3, duduknya tersebar, tanpa daun penumpu, atau daun penumpu telah mengalami metamorfosis menjadi kelenjar-kelenjar pada pangkal tangkai daun. Bunga banci, zigomorf, tersusun dalam malai yang terdapat dalam ketiak-ketiak daun. Dasar bunga bangun mangkuk, kelopak terdiri atas 5 daun kelopak, mahkota pun terdiri atas 5 daun mahkota, benangsari 5 ditambah dengan 5 lagi yang telah mandul (staminodium). Bakal buah menumpang di atas ginofor pendek, beruang 1 dengan 3 tembuni pada dinding bakal buah, bakal biji banyak. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan 3 katup, biji besar, bersayap, tanpa endosperm, lembaga lurus.
Gambar Reseda arabica (Resedaceae)
Warga suku ini dari segi anatomi mempunyai sifat yang khas, yaitu terdapatnya sel-sel mirosin dan buluh-buluh gom dalam kulit batang dan cabang. Selain dari itu, dalam musim-musim tertentu dapat menggugurkan daun-daunnya (meranggas).
Suku Moringaceae hanya terdiri dari 1 marga yaitu Moringa dengan beberapa jenis saja, diantaranya yaitu:
M. olifera, M. arabica, M. pterygosperma, M. peregrina.
Gambar Moringa oleifera (Moringaceae)
Gambar Moringa peregrina (Moringaceae)
2.2.2.      Bangsa Sarraceniales
Terna atau semak-semak dengan daun tunggal yang dudukya tersebar, yang sebagian atau seluruhnya mengalami metamorfosis menjadi alat-alat untuk menangkap serangga. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf, kebanyakan mempunyai hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan antara kelopak dan mahkotanya. Bakal buah menumpang dengan 2-5 ruang, atau beruang 1 dengan 3-5 tembuni pada dindingnya, bakal biji banyak. Biji kecil, mempunyai endosperm.
Bangsa ini mencakup 3 suku dan oleh sementara ahli dipandang sebagai takson yang natural.
a.       Suku: Droseraceae.  Terna atau semak-semak kecil, seringkali tanpa batang yang jelas, daun-daun tersebar atau merupakan rozet, dalam kuncup tergulung ke dalam, biasanya penuh dengan kelenjar-kelenjar bertangkai yang berperekat atau tepinya mempunyai rambut yang semuanya itu berguna untuk menjebak serangga, kebanyakan mempunyai daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, tersusun dalam rangkaian yang bersifat simos. Kelopak terdiri atas 4-5 daun kelopak, mahkota juga terdiri atas 4-5 daun mahkota, benang sari 4-20. Bakal buah menumpang, mempunyai 3-5 tangkai putik dengan 3-5 atau banyak bakal biji. Buahnya buah kendaga yang bila masak pecah dengan membelah ruang. Biji dengan endosperm berdaging, lembaga kecil, lurus dengan daun lembaga yang pendek.
Suku pemakan serangga ini mencakup sekitar 90 jenis yang terbagi dalam 4 marga, terutama di belahan bumi selatan dan di Amerika Utara hanya 3 jenis di Eropa.
Contoh-contoh:
Drosera: Dr. capensis, Dr. rotundifolia, Dr. pulchella.
Drosophyllum: D. lusitanicum.
Dionaea: D. muscipula.
Aldrovanda: A. vesiculosa.
b.      Suku: Sarraceniaceae. Terna parenial dengan daun-daun berbentuk tabung atau pipa yang duduknya tersebar atau membentuk roset akar, pada ujung tabung terdapat helaian daun kecil. Bunga banci, aktinomorf, terpisah-pisah atau membentuk rangkaian yang bersifat rasemos, mempunyai 5-8 daun kelopak yang tersusun dalam spiral dan 5 daun mahkota. Benang sari banyak. Bakal buah menumpang, beruang 3-5, mempunyai banyak bakal biji. Buahnya buah kendaga yang bila masak pecah dengan membelah ruang. Biji banyak, kecil, dengan endosperm seperti daging, lembaga kecil.
Suku ini hanya meliputi sekitar 12 jenis yang terbagi dalam 3 marga, terutama berupa tumbuhan air yang menghuni rawa-rawa i Amerika.
Contoh-contoh:
Sarracenia: S. purpurea, S. flava, S. rubra.
Heliamphora: H. nutans, H. tyleri.
Darlingtonia: D. californica.

Drosera capensis (Droseraceae)
c.       Suku: nepenthaceae. Terna atau semak-semakkecil, seringkali memanjat dengan menggunakan daun-daunnya yang duduknya tersebar atau merupakan rozet akar.
Sarracenia purpurea (Sarraceniae)
  
Daun-daun itu menunjukkan beberapa bagian yaitu: tangkai, bagian yang bersayap atau melebar, disusul kemudian dengan bagian bagian yang menyempit dan seringkali terpilin menyerupai sulur pembelit, dan pada ujung akhirnya terdapat bagian yang mengalami metamorfosis menjadi badan yang mirip piala yang mempunyai tutup. Bagian yang menyerupai itulah yang berguna untuk menangkap serangga. Bunga berkelamin tunggal, berumah 2, aktinomorf, berwarna hijau atau merah, biasanya tersusun dalam rangkaian berupa tandan atau bulir. Kelompok terdiri atas 2 daun kelopak, yang bagian dalamnya berkelenjar madu, daun mahkota juga berjumlah 2, benangsari 4-24, tangkai sarinya berlekatan membentuk suatu kolom. Bakal buah menumpang, beruang 4, berisi banyak bakal biji. Tangkai putik 1 atau tidak terdapat, kepala putik berlekuk-lekuk. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan membelah ruang. Biji panjang, mempunyai endosperm dan lembaga yang panjang.
Suku ini hanya terdiri atas 1 marga yaitu Nepenthes dengan sekitar 60 jenis terutama di Indonesia dan Malaysia, beberapa jenis terdapat di Madagaskar, ustralia, dan Kaledonia.
Contoh-contoh:
Nepenthes ampullaria, N. tubaica, N. rafflesiana, N. maxima,semua terkenal dengan nama daerah kantong semar.

2.2.3.      Bangsa Parietales (Cistales)
Terna atau tumbuhan berkayu dengan daun-daun yang berhadapan atau tersebar, kebanyakan mempunyai daun-daun yang berhadapan atau tersebar, kebanyakan mempunyai daun penumpu. Bunga sebagian besar banci, mempunyai kelopak da mahkota yang berbilangan 5. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota atau lebih banyak. Bakal buah kebanyakan menumpang, kadang-kadang tenggelam, biasanya beruang 1 dengan 3 papan biji pada dindingnya, kadang-kadang lebih dari 1.
a.       Suku: Cistaceae. Terna atau semak-semak dengan aun-daun tunggal yang duduknya berhadapan, daun dengan rambut kelenjar yang menghasilkan minyak atsiri, rambut seringkali berbentuk bintang. Bunga banci, aktinomorf, terpisah-pisah atau tersusun dalam rangkaian yang bersifay simos,. Daun kelopak 3-5, daun mahkota sampai 5 atau tidak terdapat, biasanya lekas gugur. Benang saribanyak, bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 3-10 tembuni pada dindingnya, tembuni sering menjorok ke dalam hingga merupakan sekat-sekat yang tidak sempurna dan bakal buah menjadi seakan-akan terbagi dalam beberapa ruang. Pada tiap tembuni terdapat 1-banyak bakal biji, masing-masing dengan 2 integumen. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan membelah ruang, mulai dari ujung ke pangkal. Biji dengan endosperm, lembaga bengkok, terpilin atau terlipat
Suku ini meliputi 175 jenis, terbagi dalam 8 marga, tersebar di daerah-derah iklim sedang, banyak pula di daerah Laut Tengah.
Contoh-contoh:
Cistus: C. ladaniferus, C. polymorphus, C. villosus, C. loretii, panghasil resin.
Helianthemum, H. nummularium, H. kahiricum, H. roseum, H. ovatum.
Crocoanthemum: Cr. canandense, Cr. glomeratum.
Fumana: F. vulgaris.
Cistus loretii (Cistaceae)
b.      Suku: Bixaceae. Pohon atau perdu, daun tunggal bertulang daun menjari yang duduknya tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunnga besar membentuk rangkaian berupa malai, banci, aktinomorf. Daun kelopak 5, daun mahkota 5, benang sari banyak. Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 2 tembuni pada dindingnya, pada tiap tembuni terdapat bakal biji, masing-masing dengan integumen, tangkai putik 1. Buahnya buah kendaga, penuh dengan rambut-rambut atau gundul di sebelah luarnya, membuka dengan 2 katupdi antara tembuni. Biji dengan kulit luar berdaging berwarna merah, mempunyai endosperm, lembaga besar dengan daun lembaga yang lebar dan melengkung pada ujungnya.
Suku ini hanya terdiri atas 1 suku Bixa yang monotipik, asli Amerika tropik. Bixa orellana, sering dipelihara sebagai tanaman hias, dari bijinya diperoleh zat warna merah yang antara lain berguna untuk mewarnai bahan makanan (mentega, keju). Daunnya (“folia bixae”) berguna dalam obat-obatan.
Gambar Bixa orellana (Bixaceae)
c.       Suku: Tamaricaceae. Terna, semak, atau pohon dengan cabang-cabang yang langsing dengan daun-daun tunggal kecil seperti sisik, duduknya tersebar, tanpa daun penumpu. Bunga kecil, terpisah-pisah atau membentuk rangkaian berupa bulir atau tandan, kebanyakan banci, aktinomorf. Daun kelopak 4-6, tidak runtuh, bebas atau berlekatan pada pangkalnya. Daun mahkota sama banyaknya dengan daun kelopak, bebas atau hampir bebas. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun mhkota atau 2x lipat, atau bergelombol-gerombol. Dasar bunga rata, membentuk suatu cakram. Bakal buah menumpang, beruang1, dengan 2-5 tangkai putik, 2-5tembuni pada dindingnya, pada masing-masingtembuni melekat banyak bakal biji, tiap bakal biji mempunyai 2 integumen. Buahnya buah kendaga, biji berambut, tanpa atau dengan endosperm, lembaga lurus.
Suku ini mencakup sekitar 100 jenis yang terbagi dalam 4 marga, terutama tersebar di daerah iklim sedang dan subtropika di belahan bumi utara, banyak diantaranya bersifat halofit.
Contoh-contoh:
Tamarix: T. parviflora, T. mannifera (penghasil manna), T. gallica, T. tetandra.
Myricoria: M. germanica.
Tamarix tetandra (Tamaricaceae)
d.      Suku: Frankeniaceae. terna atau semak-semak kecil, daun kecil,  berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, kelopak berlekuk 4-6, daun mahkota 4-6, berkuku, di sebelah dalam mempunyai bagian tambahan seperti sisik, yangkadang-kadang berlekatan. Benang sari 4-6 atau banyak, tangkai sari bebas atau berlekatan pada pangkalnya, kepala sari beruang 2, membuka dengan celah membujur. Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 2-4 tembuni pada dindingnya, tiap tembuni dengan 3-banyak bakal biji, masing-masing mempunyai 2 integumen. Tangkai putik bebas. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan membelah ruang, diselubungi oleh kelopak yang tidak gugur. Biji dengan endosperm, lembaga lurus.
Frankeniaceae merupakan suatu suku yang anggota-anggotanya menyukai tempat-tempat dengan kadar garam yang tinggi (halofil) oleh karena itu sebagian besar merupakn penghuni daerah-daerah tepi pantai atau padang rumput yang kering. Seluruhnya meliputi sekitar 640 jenis yang terbagi dalam 4 marga.
Contoh-contoh:
Frankenia: Fr. pulverulenta, Fr. grandifolia, Fr. bertaroana.
e.       Suku: Elatinaceae. Terna atau semak-semak kecil, daun tunggal, berhadapan atau berkarang, masing-masing mempunyai sepasang daun penumpu. Bunga kecil, dalam ketiak daun, membentuk rangkaian yang bersifat simos, banci, aktinomorf.
Frankenia grandiflora (Frankeniaceae)
Kelopak dengan 2-6 daun kelopak, daun mahkota sama banyaknya dengan daun kelopak, tidak gugur. Benangsari sama banyaknya dengan mahkota atau 2x lipat, bebas, kepala sari beruang 2, membuka dengan celah membujur. Bakal buah menumpang, beruang 2-6, tiap ruang berisi banyak bakal biji di sudut-sudutnya, masing-masing bakal biji mempunyai 2 integumen. Buahnya buah kendaga, yang bila masak membuka menurut sekat-sekatnya. Biji dengan sedikit atua tanpa endosperm, lembaga lurus atau bengkok dengan daun lembaga yang pendek.
Suku ini meliputi sekitar 40 jenis, terbagi dalam 2 marga, anggota-anggotanya merupakan penghuni daerah-daerah iklim sedang, subtropika, sampai ke daerah tropika, jadi sedikit banyak bersifat kosmopolit.
Contoh-contoh:
Elatine: E. hexandra, E. americana, E. alsinastrum, E. triandra.
f.       Suku:  Violaceae. Terna atau tumbuhan berkayu, kadang-kadang berupa liana, umumnya menahun. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf atau zigomorf. Daun kelopak 5, kebanyakan bebas, tidak gugur. Daun mahkota 5, tidak sama bentuk dan ukurannya, yang paling bawah yang paling besar dan biasanya bertaji. Benang sari 5, berseling dengan daun-daun mahkota, tangkai sari pendek, kepala sari tegak, menghadap ke dalam. Putik dengan 1 tangkai putik yang kadang-kadang terbelah, bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 3-5 tembuni pada dindingnya, bakal biji banyak, anatrop, masing-masing dengan 2 integumen. Buahnya buah kendaga atau buah buni, bila masak membuka dengan membelah ruang, biji dengan endosperm, lembaga lurus.
Suku ini mencakup 800-an jenis, terbagi dalam16 marga, merupakan penghuni daerah-daerah iklim sedang sampai daerah tropika.
Contoh-contoh:
Viola: V. odorat, V. tricolor, V. papilionacea, V. alpina.
Hybanthus: H. concolor, H. ipecacuanka.
g.      Suku: Canellaceae. Pohon dengan daun tunggal yang duduknya tersebar, tanpa daun penumpu, berbau sedap (aromatik) karena adanya sel-sel minyak atsiri dalambatang dan daun-daunnya. Bunga banci, aktinomorf. Daun kelopak 3, daun mahkota 4-12, bebas atau berlekatan. Putik dengan tangkai putik yang tebal pendek, bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 2-5 tembuni pada dindingnya, pada tiap tembuni terdapat 2-banyak bakal biji, masing-masing dengan 2 integumen. Buahnya buah buni, berisi 2-banyak biji. Biji dengan endosperm berminyak atau berdaging, lembaga lurus atau hampir lurus.
Warga suku ini dikenal sebagai keningar di hutan, hanya terdiri atas 9 jenis yang terbagi dalam 5 marga, hampir semua terdapat di Amerika tropika.
Contoh-contoh:
Canella: C. winterana atau C. alba, penghasil “cortex canellae albae” yang berguna dalam obat-obatan.
Viola tricolor (Violaceae)
h.      Suku:  Flacourtiaceae. semak atau pohon berkayu, daun tunggal, seringkali berlekuk, duduk tersebar atau berhadapan, kadang-kadang mempunyai daun penumpu kecil yang lekas gugur.
Canella winterana (Canellaceae)
Bunga umumnya banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf, mempunyai dasar bunga yang membesar dengan suatu cakram, kebanyakan tersusun dalam rangkaian yang bersifat simos, dalam ketiak-ketiak daun atau pada ujung batang dan cabang. Daun kelopak 2-15, kadang-kadang sukar dibedakan dari daun mahkotanya. Daun mahkota biasanya sama banyaknya dengan daun kelopak, besar, kecil, atau tidak ada, disebelah dalam pangkalnya dengan atau tanpa sisik. Benang sari banyak. Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 2-10 tembuni pada dindingnya, jarang mempunyai lebih dari 1 ruang. Bakal biji banyak, masing-masing dengan 2 integumen. Buahnya buah buni atau buah kendaga, kadang-kadang amat besar. Biji kadang-kadang dengan salut biji, endosperm berdaging, lembaga sedang, daun lembaga kadang-kadang lebar.
Suku ini meliputi sekitar 800 jenis yang terbagi dalam 80 marga, yang menghuni daerah-daerah tropika.
Contoh-contoh:
Flacourtia: F. rukam (rukam), F. indica (saradan), F. inermis (lobi-lobi), buahnya dapat dimakan, dari buah lobi-lobi sering dibuat sirup.
Pangium: P. edule (pucung, keluak), bijinya melalui pembenaman dalam tanah menghasilkan keluak yang banyak digunakan sebagai bumbu masak (pindang/rawon), daunnya sering digunakan sebagai racun ikan.
Hydnocarpus: H. anthelminthica, penghasil minyak “chaulmoogra” untuk obat cacing.
Casearia: C. lasiophylla.
Flacourtia rukam (Flacourtiaceae)
i.        Suku: Turneraceae. Terna anual atau parenial, dapat juga berupa semak atau pohon berkayu, daun tunggal, tersebar, dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, sering mempunyai 2 lingkaran daun pelindung, terpisah-pisah atau tersusun dalam berkas-berkas; yang diketiak daun sering tampak seakan-akan muncul dari tangkai daun. Kelopak, mahkota, dan benang sari masing-masing 5, benang sari berseling dengan daun mahkota. Putik dengan 3 tangkai putik, bakal buah menumpang, beruang 1,dengan 3 tembuni pada dindingnya, masing-masing dengan 3 sampai banyak bakal biji yang mengandung integumen. Buahnya buah kendaga yang mempunyai 3 katup yang membuka dengan membelah ruang. Biji bersalut dengan endosperm berdaging dan lembaga lurus.
Suku ini mencakup kira-kira seratusan jenis yang terbagi dalam 7 marga. Kebanyakan di Amerika dan Afrika.
Contoh:
Turnera: T. ulmifolia, terna yang banyak terdapat dipinggir-pinggir jalan; T. salicifolia; T. aphodisiaca, pengahasil “herba damiana” yang berguna dalam obat-obatan.
Piriqueta: P. tacemosa.
j.        Suku: Passifloraceae. Pohon atau semak-semak berkayu, banyak pula berupa tumbuhan memanjat yang menggunakan sulur-sulur dahan yang muncul dari ketiak-ketiak daun-daunnya. Daun tunggal, biasanya berlakuk menjari, jarang menyirip, seringkali mempunyai kelenjar pada tangkai daunnya, duduknya tersebar, kebanyakan mempunyai daun penumpu yang kecil dan lekas gugur.  Bunga banci, aktinomorf, kadang-kadang berkelamin tunggal. Daun kelopak 5, tidak gugur, bebas atau sebagian berlekatan. Daun mahkota juga 5, bebas atau sedikit berlekatan. Di samping mahkota terdapat mahkota tambahan terdiri atas badan-badan seperti tangkai sari atau sisik-sisik atau seperti cincin yang tersusun dalam 2 lingkaran atau lebih, benang sari 5 atau sampai banyak, berlekatan pendek atau berbekas, seringkali muncul dari ginofor. Putik dengan bakal buah yang seringkali duduk di atas ginofor, mempunyai 3-5 tangkai putik yang bebas atau berlekatan dengan kepala putikberbentuk bongkol. Bakal biji banyak, pada 3-5 tembuni yang terdapat pada dinding bakal buah, masing-masing dengan 2 integumen. Buahnya berupa buah kendaga atau buah buni, tidak membuka atau membuka dengan membelah ruang melalui 3  katup. Biji dengan kulit biji bernoktah diselubungi salut biji yang berdaging, mempunyai endosperm dengan lembaga yang lurus dan besar.
Suku ini meliputi 600-an jenis yang terbagi dalam ±12 marga, kebanyakan di Amerika tropik.
Contoh-contoh:
Passiflora: yang mencakup ±2/3 seluruh anggota suku, banyak ditanam untuk buahnya yang dapat dimakan atau sebagai tanaman hias, diantaranya terdapat di Indonesia:
P.quadrangularis (markisa), tanaman hias, buahnya dapat dimakan.
P.edulis (buah negri, markisa), untuk pembuatan sirup.
P. lunata (daun gopes), tanaman hias, bunganya sebagai sayuran.
P. foetida, P. laurifolia.
Smeathmannia: S. pubescens.
k.      Suku:  Caricaceae. Semak atau pohon kecil yang batangnya tidak berkayu, daun tunggal berbagi atau majemuk menjari, duduknya tersebar menurut rumus 3/8 biasanya terkumpul padaujung batang atau cabang, tanpa daun penumpu.
Passiflora adulis (Passifloraceae)
Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf, poligam, mempunyai dasar bunga yang berbentuk seperti lonceng. Kelopak berlekuk 5 atau bertepi rata. Daun mahkota 5, pada bunga ϕ berlekatan, pada bunga Ϙ berlekatan menjadi buluh yang pendek atau bebas. Benang sari 10, tertanam pada mahkotanya, tangkai sari bebas atau berlekatan pada pangkalnya, pada bunga ϕ dengan rudimen putik atau tidak ada. Pada bunga Ϙ tidak terdapat rudimen benang sari atau staminodium, putik dengan tangkai putik pendek, bebas atau tanpa pangkal putik, bakal buah menumpang, beruang 1 atau beruang terbagi menjadi 5 buah sekat-sekat semu. Bakal biji banyak pada 3-5 tembuni yang terdapat pada dinding bakal buah, masing-masing dengan 2 integumen. Buahnya buah buni dengan daging buah yang tebal dan lunak. Biji dengan endosperm dan lembaga yang lurus.
Suku ini mencakup 45 jenis, terbagi dalam 4 marga. Yang paling terkenal ialah:
Carica: C. papaya (papaya). Banyak ditanam sebagai pohon buah-buahn. Selain lezat dan segar, banyak makan buah pepaya memudahkan buang air besar. Daun-daun yang muda dapat dimakan sebagai sayur (lalab). Getahnya mengandung papine, digunakan untuk melunakkan daging.
l.        Suku: Loasaceae. Terna atau semak. Kadang-kadang berupa liana atau tumbuhan membelit, kebanyakan seluruh tubuh berambut kasar, berkait, kadang-kadang berupa rambut-rambut gatal. Daun tunggal,  bertepi rata atau bertoreh dengan berbagai cara, duduknya berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga terpisah-pisah atau tersusun dalam rangkaian yang simos atau seperti bongkol, banci, aktinomorf, dasar bunga berbentuk buluh atau kerucut sungsang. Daun kelopak 4-7, biasanya 5, bagian bawah melekat pada dasar bunga, bagian luarnya berigi yang kadang-kadang terputar seperti spiral, tidak gugur. Daun mahkota sama banyaknya dengan daun kelopak, bebas, berbuku, seringkali berbentuk cekung. Benang sari banyak, jarang hanya sedikit (2-5), di samping itu terdapat sejumlah staminodium yang berseling dengan daun-daun mahkotanya, dan seringkali berubah menjadi kelenjar-kelenjar madu. Putik dengan satu tagkai putik, bakal buah tenggelam atau hampir tenggelam, beruang 1, dengan banyak atau sedikit bakal biji pada 3-7 tembuni pada dindingnya, masing-masing bakal biji hanya mempunyai 1 integumen. Buahnya buah kendaga dengan dinding luar yang berigi, seringkali terpilin seperti spiral. Biji seringkali kecil, dengan atau tanpa endosperm, lembaga lurus bangun garis.
Suku ini meliputi sekitar 200 jenis yang terbagi dalam ±15 marga, hampir semuanya penghuni benua Amerika yang beriklim tropika dan subtropika, kecuali 1 marga di Afrika (marga Kissenia).
Contoh-contoh:

m.    Suku: Droseraceae. Terna atau semak-semak kecil, seringkali tanpa batang yang nyata, daun tunggal, tersebar atau tersusun sebagai roset akar, dalam kuncup tergulung ke dalam, padanya terdapat kelenjar-kelenjar bertangkai yang berperekat atau rambut-rambut kaku yang berguna untuk menjebak serangga, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, biasanya tersusun dalam rangkaian yang bersifat simos. Daun kelopak 4-5, sedikit banyak berlekatan pada pangkalnya, tidak gugur. Daun mahkota sama jumlahnya dengan daun kelopak, hipogin, jarang perigin. Benang sari 4-20, kadang-kadang hanya 5, hipogin, tangkai sari bebas, jarang berlekatan pada pangkalnya, kepala sari menghadap keluar, beruang 2, membuka dengan celah membujur. Putik dengan 3-5 tembuni pada dinding atau dasarnya. Bakal biji banyak, jarang hanya sedikit. Buahnya buah kendaga ayng membuka dengan membelah ruang. Biji dengan endosperm berdaging, lembaga lurus, kecil.
Suku ini mencakup sekitar 90 jenis yang terbagi dalam 4 marga, sebagian besar (±85 jenis) tergolong dalam marga Drosera. Warga suku ini bersifat kosmopolit, terutama tumbuh di tempat-tempat berpasir atau rawa-rawa.
Contoh:
Drosera: D. rotundifolia, terna pemakan serangga, kosmopolit.
D. intermedia, D. pulchella, D. petiolaris.
Drosophyllum: D. lusitanicum.
Dionaea: D. muscipula.
Androvanda: A. vesiculosa.
n.      Suku: Begoniaceae. Terna atau semak kecil, seringkali berbatang basah, kadang-kadang menghasilkan umbi, dengan daun tunggal asimetrik, sering berlekuk atau majemuk menjari, duduknya tersebar, mempunyai daun penumpu,. Bunga berkelamin tunggal, berumah 1, aktinomorf atau zigomorf, biasanya tersusun dalam rangkaian berupa anak payung menggarpu. Bunga ϕ dengan 2 daun kelopak dan 2-6 daun mahkota, 4-banyak benang sari dengan tangkai sari yang bebas atau berlekatan pada pangkalnya. Bunga Ϙ dengan hiasan bunga seperti pada bunga ϕ, staminodium kecil atau tidak ada. Putik dengan 2-5 tangkai putik yang bebas atau berlekatan pada pangkalnya, bakal buah tenggelam, bersayap, beruang 3, kadang-kadang beruang 2-6 tetapi tidak sempurna. Bakal biji banyak, masing-masing dengan 2 integumen, terdapat pada tembuni yang terbagi-bagi. Buahnya buah kendaga atau buha buni. Biji kecil, tanpa endosperm, lembaga lurus.
Suku ini mencakup lebih dari 800 jenis, hampir semua tergolong dalam marga Begonia, kebanyakan di daerah tropika. Banyak di antaranya digemari sebagai tanaman hias, mudah dikembang biakan dengan stek daun.
Contoh:
Begonia: B. rex-cultorum, B. semperflorens, B. maculata.
2.2.4.      Bangsa Guttiferales (Clusiales)
Sebagian besar berupa semak, perdu, atau pohon dengan batang berkayu, daun tunggal berhadapan, denagn atau tanpa daun penumpu. Bunga hampir selalu banci, dengan kelopak dan daun-daun mahkota yang bebas, kebanyakan berbilangan 5. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota, jika lebih berbekas. Putik dengan bakal buah yang menumpang, apokarp atau sinkarp, jika sinkarp hanya beruang 1 dengan tembuni pada dindingnya, biasanya beruang lebih dari 1 dengan tembuni di pusat dalam sudut-sudut ruangan. Biji dengan endosperm yang tidak mengandung zat tepung.

Dari segi anatomi terdapat sifat-sifat yang khas, yaitu adanya sel-sel spikula (sel-sel yang mengandung badan-badan seperti paku atau jarum-jarum kecil) dalam daging daunnyadan terdapatnya saluran-saluran atau rongga-rongga yang berisi resin terutama dalam kulit batang.
Bangsa ini membawahi sejumlah suku, di antaranya yang penting ialah:
a.       Suku: Dilleniaceae. Semak atau pohon, seringkali beruoa liana dengan daun tunggal bertepi rata atau bergigi yang duduknya tersebar atau berhadapan, ada kalanya berupa terna dengan daun-daun pada pangkal batangnya, daun penumpu tidak ada atau seperti sayap yang menempel pada tangkai daundan lekas runtuh. Bunga kecil sampai sedang, banci, aktinomorf atau hampir aktinomorf, kadang-kadang berkelamin tunggal. Daun kelopak 3-banyak, tidak gugur. Daun mahkota 2-5, lekas gugur, biasanya berwarna putih atau kuning. Benang sari banyak, jarang hanya 10 atau kuarang, hipogin. Tangkai sari bebas atau berlekatan dengan berbagai cara pada pangkalnya dan membentuk berkas-berkas. Putik terdiri atas bakal buah yang apokarp, menumpang, tiap bagian berisi 1-banyak bakal biji, masing-masing dengan 2 integumen. Bila buah masak membuka menurut sisi punggung, ada yang berupa buah buni. Biji mempunyai salut, endosperm seperti daging, lembaga kecil.
Suku ini meliputi 300-an jenis, terbagi dalam 11 marga terutama terdapat di daerah-daerah beriklim panas.
Contoh-contoh:
Dillenia: D. indica,
Hibbertia: H. volubilis, H. ericifolia,
Ouratea: O. coccinea.
Blastemanthus: B. gemmiflorus.
b.      Suku: Camelliaceae (Theaceae). Semak, perdu, atau pohon dengan daun tunggal yang tersebar tanpa daun penumpu. Bunga biasanya terpisah-pisah, jarang tersusun sebagai malai atau rangkaian yang bersifat rasemos, aktinomorf, banci, jarang berkelamin tunggal. Daun kelopak berjumlah 4-7, daun mahkota 4-banyak, kadang-kadang berlekatan pada pangkalnya. Benang sari banyak, kadang-kadang tersusun bergerombol-gerombol. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, beruang 2-10, kebanyakan beruang 3-5, bakal biji 1-banyak dengan tembuni di sudut-sudut dan masing-masing mempunyai 2 integumen. Buahnya buah buni atau buah kendaga yang pecah dengan membelah ruang. Biji dengan atau tanpa endosperm, lembaga lurus atau bengkok.
Suku ini meliputi sekitar 400 jenis, terbagi dalam lebih dari 20 marga, kebanyakan di daerah tropika dan subtropika.
Beberapa contoh:
Camellia (Thea): C. sinensis (teh Cina), C. assamica (teh Asam), penghasil teh, diperkebunkan secara besar-besaran di India, Srilangka, Indonesia dll., C. japonica, tanaman hias.
Schima: S. wallichii (puspa)
c.       Suku: Clusiaceae (Guttiferae). Kebanyakan berupa pohon, jarang berupa terna, mempunyai saluran resin atau kelenjar-kelenjar minyak, yang duduknya umumnya berhadapan dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf. Kelopak dan mahkota mempunyai susunan dan letak yang amatberfariasi, daun kelopak 2-6, daun mahkota sama banyaknya dengan daun kelopak, benang sari banyak, poliadelf (berbekas-bekas) dan sebagian bersifat staminodial (mandul).
 
Bakal buah menumpang, beruang 1-15, kebanyakan beruang 3-5, bakal biji banyak, masing-masing dengan 2 integumen. Buah dengan bentuk dan struktur yang bermacam-macam, bila masak membuka atau tidak, biji tanpa endosperm, seringkali bersalut, lembaga besar.
Clusiaceaemeliputi sekitar 820 jenis, tersebar di daerah tropikal sampai ke daerah iklim sedang.
Dalam suku ini termasuk antara lain:
Hypericum: H. perforatum, akarnya berguna dalam obat-obatan, H. hirsutum.
Garcinia: G. Dulcis (mundu), G. Mangostana (manggistan), G. Hamburyi, getahnya berguna dalam obat-obatan.
Calophyllum: C. inophyllum (nyamplung), menghasilkan minyak lemak dan kayu.
Pentadesma: P. butyraceum, menghasilkan lemak.
Mammea: M. americana (buah mamea).
Mesua: M. ferrea, menghsilkan sejenis kayu besi.
 
d.      Suku: Dipterocarpaceae. Kebanyakan berupa pohon-pohon yang merupakan penyusun utama hutan-hutan tropika basah, terutama di dataran-dataran rendah di kawasan Asia Tenggara, daun tungal, tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, daun kelopak 5, diantaranya sejumlah 2,3 atau semuanya kemudian berubah menjadi alat seperti sayap yang membantu pemencaran buahnya. Daun mahkota 5, bebas atau sedikit berlekatan, dalam kuncup seperti terpilin. Benang sari 5-banyak, hampir selalu bebas semuanya. Bakal buah menumpang atau hampir menumpang, tesusun dari 3 daun buah, beruang 3 atau 2, dengan 2 bakal biji dalam tiap ruang, masing-masing dengan 2 integumen. Bakal hanya berisi 1 biji, biasanya tidak pecah bila masak. Bila tanpa endosperm, lembaga dengan daun lembaga terpilin yang menyelubungi akar lembaga.
Suku ini meliputi lebih dari 300 jenis yang terbagi dalam sekitar 20 marga, merupakan penghasil utama komoditi kayu, di samping itu juga minyak lemak (minyak tengkawang), damar, dan kamfer.
Beberapa contoh ialah:
Dryobalanops: D. camphora (kamfer borneo), penghasil kamfer dan kayu bangunan (kayu kamfer); D. oblongifolia.
Hopea: H. odorata, H. globosa, H. micrantha, penghasil damar mata kucing dan kayu merawan dan kayu rasak.
Shorea: S. stenoptera, S. wiesneri, S. robusta, S. lepidota. Berbagai jenis Shorea menghasilkan kayu meranti dan minyak tengkawang.
Vatica:V. papuana, V. bancana, V. sumatrana. Kayu dari jenis Vatica dikenal pula sebagai rasak. Jenis Vatica juga menghasilkan balsam dan kayunya terkenal sebagai kayu keruwing.
Isoptera:I. Borneensis, I. Sumatrana. Jenis-jenis Isoptera merupakan penghasil minyak tengkawang, damar, dan kayunya dikenal dengan nama rasak tanduk.


BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
·         Ciri-ciri morfologi tumbuhan dicotyledoneae:Seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-tumbuhan ini mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah)dan akar serta pucuk lembaga yang tidak mempunyai pelindung yang khusus.Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang) yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang.Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-cabang dengan ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas.Duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja berseling.Daun tunggal atau majemuk, seringkali disertai oleh daun-daun penumpu, jarang mempunyai pelepah, helaian daun bertulang menyirip atau menjari.Pada cabang-cabang ke samping seringkali terdapat 2 daun pertama yang letaknya tegak lurus pada bidang median di kanan kiri cabang tersebut.Bunga bersifat di-, tetra-, atau pentamer.
·         Ciri-ciri anatomi: Baik akar maupun batang mempunyai kambium, hingga akar maupun batangnya memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder.Pada akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan menebal.Pada batang berkas pengankutan tersusun dalam lingkaran dengan xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar, di antaranya rterdapat kambium, jadi berkas pengangkutannya bersifat kolateral terbuka, kadang-kadang bikolateral. Perkecualian atau penyimpangan dari sifat-sifat tersebut di atas dapat kita jumpai di antara tumbuh-tumbuhan yang termasuk Dicotyledoneae, misalnya:Tidak mempunyai sistem akar tunggang. Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam suku Nymphaeaceae, Piperaceae,Daun duduknya berseling, misalnya beberapa marga yang tergolong dalam sukuAnnonaceae,Tulang daun melengkung, suku Melastomataceae, Piperaceae,Bunga trimer, suku Annonaceae.
·         Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam 3 anak kelas:Monochlamyceae (Apetalae), Dialypetalae, danSympetalae. Yang  perbedaannya terletak dalam ada dan tidaknya daun-dan  mahkota (patalae) dan bagaimana susunan daun-daun mahkota tersebut.
·         Anakkelas Dialypetalae terdapat  bangsa Rhoeadales (Brassicales), Sarraceniales, Parietales (Cistales),dan Guttiferales (Clusiales).
·         Bangsa Rhoeadales (Brassicales) terdiri dari suku Papaveraceae, Capparidaceae, Cruciferae (Brassicaceae), Resedaceae, dan Moringaceae.
·         Bangsa Sarraceniales terdiri dar sukuDroseraceae, Sarraceniaceae, Nepenthaceae.
·         Bangsa Parietales (Cistales) terdiri dari suku Cistaceae, Bixaceae, Tamaricaceae, Frankeniaceae, Elatinaceae, Violaceae, Canellaceae, Flacourtiaceae, Turneraceae, Passifloraceae, Caricaceae, Loasaceae, Droseraceae, danBegonniaceae.
·         Bangsa Guttiferales (Clusiales) terdiri dari suku Dilleniaceae, Camelliaceae, Clusiaceae, dan Dipterocarpaceae.



DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.rg/wiki/Piperales
http://id.wikipedia.rg/wiki/Santalales
htt://id.wikipedia.org/wiki/Cynomoriaceae
Hidayat, Estiti B.1995. Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung:ITB Bandung
Mulyani, S.1980.Anatomi Tumbuh-tumbuhan. Semarang:Bagian   Penerbitan FPMIPA IKIP Semarang
Tjitrosoepomo, Gembong.2004.Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press
Tjitrosoepomo, Gembong.2009.Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press
Baca Juga

Artikel Terkait

0 Response to "MAKALAH BOTANI TUMBUHAN TINGGI Kelas Dicotyledoneae Anak Kelas Dialypetalae"

Post a Comment